MATACYBER.COM | CILEGON – Proses verifikasi atau opname pengerjaan Program Sarana dan Prasarana Lingkungan Rukun Warga (SALIRA) Tahun Anggaran 2025 yang dikelola Kelompok Masyarakat (Pokmas) Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, telah tuntas. Kegiatan pengukuran dan pemeriksaan fisik dilaksanakan pada Jumat (28/11/2025) oleh Pokmas bersama Tim Pendukung Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
Dari hasil sertifikasi tersebut, seluruh item pekerjaan dinyatakan memenuhi standar kualitas, sesuai target serta spesifikasi yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Kerja Masyarakat (RKM).
Tim Pendamping Kotaku, Mansyur, menegaskan bahwa pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai ketentuan teknis.
“Seluruh pembangunan pada enam lokasi kegiatan telah selesai sesuai RAB dan RKM Pokmas. Pekerjaannya meliputi pemasangan penerangan jalan, paving blok, pembangunan gapura, drainase, serta rehabilitasi musholla,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pokmas Warnasari, Khairul Dawan (Eeng), menjelaskan bahwa termin pertama pembangunan difokuskan pada enam titik prioritas di lingkungan Warnasari.
"Kegiatan Tahun Anggaran 2025 terdiri dari pemasangan penerangan jalan di lima titik RW 1, paving blok sepanjang 480 meter di RW 4, pembangunan gapura di RW 6, paving blok sepanjang 400 meter di RW 7, rehabilitasi musholla, serta pembangunan drainase sepanjang 40 meter di RW 3. Semuanya merupakan usulan masyarakat dari Musrenbangkel dua tahun lalu,” paparnya.
Warga RW 7, Ibu Hasan, turut mengapresiasi hasil pembangunan paving blok di wilayahnya.
“Sekarang akses warga jadi lebih nyaman. Kami sangat berterima kasih kepada Pokmas Warnasari dan semua pihak yang mendukung,” ujarnya.
Sementara, Camat Citangkil, Ikhlasinufus, yang meninjau langsung proses pelaksanaan, juga memberikan apresiasi atas capaian Program SALIRA di Warnasari.
"Secara umum seluruh pekerjaan telah terlaksana dengan baik. Drainase yang melewati rumah warga pun telah mendapat persetujuan pemilik. Ini menunjukkan adanya kolaborasi positif antara Pokmas, masyarakat, dan pemerintah,” katanya.
Ia menambahkan, Program SALIRA turut memberikan dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja lokal.
“Setiap kelurahan rata-rata melibatkan sekitar 50 tenaga kerja lokal. Secara keseluruhan ada lebih dari 500 pekerja yang terlibat, dan semuanya telah mendapatkan pelatihan serta sertifikasi melalui BLK,” ujarnya.
