MATACYBER.COM | CILEGON – Upaya memperkuat peran guru dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan berkarakter terus dilakukan Pengurus Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PC-Pergunu) Kota Cilegon.
Salah satunya melalui Seminar Pendidikan dan Wawasan Kebangsaan bertajuk “No Hatters, No Bully, Membangun Kesadaran dan Solidaritas Melawan Perundungan” yang digelar di Aula Setda Kota Cilegon, Sabtu (27/12/2025).
Kegiatan tersebut diikuti ratusan peserta dari unsur pendidik dan organisasi profesi guru. Sejumlah tokoh turut hadir, di antaranya Ketua PC Pergunu Kota Cilegon, Ketua PCNU Kota Cilegon, Ketua PW Pergunu Provinsi Banten, perwakilan Polres Cilegon, Ketua Forkomaster Kota Cilegon, para narasumber, serta pengurus PC Pergunu dari delapan kecamatan se-Kota Cilegon.
Ketua PW Pergunu Provinsi Banten, Abidin Nasyar, S.Pd.I., M.Pd., memberikan apresiasi atas kekompakan dan soliditas PC Pergunu Kota Cilegon dalam menginisiasi forum edukatif tersebut. Ia menilai, seminar semacam ini memiliki nilai strategis bagi guru dalam menghadapi dinamika dan tantangan dunia pendidikan yang kian kompleks.
“Guru tidak hanya dituntut mengajar, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial dan kebangsaan. Isu perundungan menjadi salah satu persoalan serius yang perlu disikapi secara kolektif,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua PC Pergunu Kota Cilegon, Suroji, S.Pd.I., M.Pd., menegaskan bahwa seminar ini merupakan implementasi langsung dari program kerja organisasi yang fokus pada penguatan kapasitas guru.
“Jumlah anggota PC Pergunu Kota Cilegon saat ini sekitar 437 orang yang tersebar di delapan kecamatan. Dalam kegiatan ini kami menghadirkan perwakilan dari tiap kecamatan, dengan total peserta sekitar 100 orang,” jelas Suroji.
Dalam seminar tersebut, PC Pergunu menghadirkan Prof. Dr. Muhajir, akademisi dan pakar pendidikan dari UIN, sebagai narasumber utama di bidang pendidikan. Ia mengulas berbagai persoalan mendasar di sekolah, khususnya strategi pencegahan dan penanganan perundungan di lingkungan pendidikan.
Adapun materi wawasan kebangsaan disampaikan oleh narasumber dari unsur kepolisian, yakni Kapolsek Purwakarta, yang memiliki pengalaman penugasan di Densus 88. Materi ini menekankan pentingnya nilai kebangsaan, toleransi, dan ketahanan ideologi di kalangan pendidik.
Suroji berharap, melalui seminar ini para guru memiliki perspektif yang lebih utuh dalam menyikapi persoalan pendidikan, khususnya isu perundungan yang kerap terjadi di sekolah.
“Semoga kegiatan ini memberi bekal bagi para guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, berkarakter, dan berorientasi pada pembentukan generasi penerus bangsa menuju Indonesia Emas,” tutupnya.
