MATACYBER.COM | SERANG – Sebanyak 34 mahasiswa dan alumni Politeknik Piksi Input Serang mengikuti tahapan seleksi kerja sama internasional dengan Shaanxi Polytechnic University, China, untuk program pendidikan vokasi dan penempatan kerja di industri baterai raksasa yang tengah dibangun di Karawang, Jawa Barat.
Direktur Politeknik Piksi Input Serang, Yeti Asmawati, S.E., M.M., menyampaikan bahwa program ini merupakan wujud nyata dari visi kampusnya untuk menjadi politeknik berdaya saing global dan berkelanjutan.
“Kami terus menjalin kemitraan dengan industri, termasuk industri internasional. Alhamdulillah, Piksi Input Serang dipercaya untuk menyiapkan SDM yang akan ditempatkan di pabrik baterai di Karawang, yang saat ini dalam proses pembangunan dan akan selesai sekitar tiga tahun lagi,” ujar Yeti saat diwawancarai, Rabu (16/7/2025).
Menurut Yeti, program ini melibatkan tiga pihak: Piksi Input Serang, perusahaan baterai asal China, dan Shaanxi Polytechnic University. Mahasiswa yang nantinya lolos seleksi akan dikirim ke China untuk menempuh kuliah selama tiga tahun, yang terdiri dari pembelajaran bahasa Mandarin dan pelatihan teknis industri.
“Setelah lulus dari sana, mahasiswa akan langsung bekerja di industri baterai tersebut. Gajinya nanti berkisar antara Rp10 juta hingga Rp12,5 juta. Ini tanggung jawab kami untuk mencetak SDM Banten yang unggul dan siap bersaing di negara sendiri,” tegasnya.
Direktur Piksi, Yeti Asmawati, juga turut mengajak para siswa SMA/SMK di Banten untuk bergabung di Politeknik Piksi Input Serang agar bisa mengikuti program-program internasional serupa di masa depan.
“Kami sudah menandatangani kerja sama jangka panjang. Tahun depan dan tahun berikutnya program ini terus berjalan. Segera daftar kuliah di Politeknik Piksi Input Serang, kesempatan seperti ini tidak datang dua kali,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Ir. Yudha Dwi Laksono, M.T., menambahkan bahwa proses seleksi dilakukan langsung oleh perwakilan dari China dan Viva College, yang menjadi jembatan utama program ini.
“Viva College adalah mitra kami yang memfasilitasi kerja sama ini. Mereka menggandeng enam institusi lain, dan Piksi salah satunya. Mahasiswa yang terpilih akan menjalani beasiswa Bahasa Mandarin di China, lalu lanjut pendidikan vokasi, dan kemudian ditempatkan di perusahaan CATIB—yang merupakan hasil kolaborasi antara Indonesia Battery Corporation dan CATL dari China,” jelas Yudha.
Dari target total 90 peserta dari beberapa institusi lain, 34 mahasiswa dari Piksi Input Serang telah mendaftar dan sedang menjalani proses seleksi, termasuk verifikasi dokumen dan wawancara hari ini.
“Prosesnya berlapis. Kita verifikasi dokumen, panggil yang lengkap, lalu diwawancara langsung oleh perwakilan Shaanxi. Kalau dinyatakan lolos, mereka akan lanjut ke program kuliah di China,” katanya.
Ia menegaskan, program ini tak hanya untuk mahasiswa aktif, tetapi juga terbuka bagi alumni dengan syarat usia tertentu. Harapannya, program ini terus berkelanjutan dan memberi manfaat besar bagi masyarakat.
“Mahasiswa kita akan mendapat international exposure. Mereka bukan hanya siap di pasar lokal, tapi juga global. Program ini juga selaras dengan tagline kampus kami: Kampus Berdampak,” ungkap Yudha.
Sementara itu, Dr. rer. nat. AB Susanto, M.Sc., selaku pembina Politeknik Piksi Input Serang mengapresiasi penuh program yang dijalankan oleh Politeknik Piksi Input Serang. Menurutnya, program ini sangat strategis untuk menciptakan tenaga kerja siap pakai dengan peluang penghasilan yang besar.
“Setelah belajar 1 tahun bahasa dan 2 tahun kejuruan di Shaanxi University, lulusan langsung dimagangkan dan dikontrak kerja 3–5 tahun. Gaji awal Rp10–12 juta. Itu dua sampai tiga kali lipat UMR Karawang. Di mana lagi ada fresh graduate langsung digaji sebesar itu?” ujarnya.
Susanto juga mengungkapkan bahwa mahasiswa dibebaskan dari biaya kuliah dan asrama. Mereka hanya perlu menanggung biaya hidup, yang disebutnya sangat murah.
“Dengan Rp500 ribu per bulan, mereka bisa hidup di sana asal bisa masak sendiri dan hemat. Ini kesempatan luar biasa. Kita tidak hanya bicara kuliah gratis di luar negeri, tapi juga masa depan cerah dan mandiri,” tambahnya. (hendra/red)