MATACYBER.COM | CILEGON – Gerakan infak harian sebesar Rp2.000 telah tumbuh menjadi budaya kolektif di lingkungan Kelurahan Ketileng, Kecamatan Cilegon. Tidak hanya dijalankan oleh lurah dan staf kelurahan, namun juga melibatkan RT, RW, dan elemen masyarakat lainnya.
Lurah Ketileng, Hilman Setiaji, menegaskan bahwa infak harian tersebut bukan lagi sekadar imbauan, melainkan sudah menjadi kebiasaan positif yang dijalankan bersama-sama.
"Saya sendiri setiap hari mengisi kotak infak yang disediakan BAZNAS. Begitu juga pegawai, RT, RW. Ini sudah jadi rutinitas. Nilainya kecil, tapi dampaknya besar. Ini gerakan kolektif yang lahir dari kesadaran bersama," ujar Hilman, Senin (1/7/2025), saat menghadiri kegiatan penyaluran santunan anak yatim yang digelar oleh BAZNAS Kota Cilegon, didampingi Kejaksaan Negeri (Kejari), di Kelurahan Ciwedus.
Menurut Hilman, keterlibatan Kejari dalam kegiatan tersebut turut memperkuat kepercayaan publik terhadap BAZNAS sebagai lembaga resmi yang amanah dan transparan dalam menyalurkan zakat, infak, dan sedekah.
"BAZNAS selalu hadir ketika masyarakat membutuhkan, mulai dari bantuan untuk anak yatim, korban bencana, hingga rumah tidak layak huni. Ini lembaga yang sangat layak didukung," jelasnya.
Gerakan infak harian ini, lanjut Hilman, sejalan dengan imbauan Wali Kota Cilegon agar masyarakat membiasakan berinfak Rp2.000 per hari melalui BAZNAS.
"Ini bagian dari ibadah. Jika dikelola secara kolektif, infak sekecil apapun bisa menolong banyak orang. Di Ketileng, kami mulai dari diri sendiri, dan kini menjadi budaya kolektif," tuturnya.
Hilman juga menekankan bahwa gerakan ini bukan sekadar soal bantuan materi, tapi bagian dari membangun karakter sosial masyarakat yang peduli dan berjiwa gotong royong.
"Insya Allah, ini jadi amal jariyah kita bersama. Sekaligus upaya membentuk generasi yang peduli, Qurani, dan unggul di masa depan," pungkasnya.