MATACYBER.COM | CILEGON – Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PCNU Kota Cilegon menggelar acara Dialog Publik bertema “Mendorong Iklim Investasi yang Inklusif dan Berkeadilan di Kota Cilegon”, Kamis (10/7/2025), bertempat di Aula DPRD Kota Cilegon. Acara dimulai pukul 08.30 WIB hingga selesai.
Kegiatan ini menghadirkan para narasumber dari berbagai latar belakang, antara lain akademisi, legislatif, praktisi industri, pemerintah daerah, dan pemerhati sosial.
Dialog ini dimoderatori oleh Dr. H. Maftuh Ajmain, M.Si., M.Pd, yang dalam pembukaannya menyoroti pentingnya keadilan sosial dalam pembangunan industri di Kota Cilegon.
"Cilegon ini dikenal sebagai kota industri, di mana banyak para investor baik nasional bahkan manca negara yang menanamkan modalnya di kota Cilegon. Di satu sisi itu sebuah prestasi, tetapi di sisi lain ada pertanyaan besar yang muncul. Apakah investasi pembangunan tersebut juga telah menghadirkan rasa keadilan sosial? Apakah investasi tersebut juga telah melibatkan masyarakat khususnya di Kota Cilegon? Atau dengan kata lain, apakah investasi yang ditanamkan di Kota Cilegon ini sudah betul-betul inklusif dan berkadilan?” ujar Maftuh.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa Lakpesdam PCNU merasa terpanggil untuk menyadarkan, mencerahkan, dan melakukan advokasi bagi masyarakat Cilegon, agar kota ini tidak hanya dikenal sebagai kota industri, tetapi juga kota yang adil dan manusiawi.
Sementara itu, Ketua PCNU Kota Cilegon, H. Erik Rebiin, SE, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda PCNU Kota Cilegon yang dilaksanakan melalui Lakpesdam sebagai respons atas kondisi sosial masyarakat belakangan ini.
"Hari-hari ini atau minggu-minggu ini, atau sebulan dua bulan ini, kita merasakan ada sesuatu yang harus kita bicarakan dalam ruang ini. Sesuatu yang harus kita sampaikan secara publik. Sejarah Kota Cilegon adalah sejarah masyarakat yang selalu menerima, selalu mendukung perkembangan investasi dan perubahan zaman,” ujarnya.
Namun, menurut Erik, saat ini masyarakat seolah diberikan ruang yang sempit untuk bisa menerima dan bersinergi dengan perkembangan yang sedang berlangsung. Ia menegaskan pentingnya dialog agar situasi tidak menjadi bumerang bagi masyarakat Kota Cilegon.
"Saat ini ada momo rasa, sesuatu yang seakan-akan menghantui masyarakat Kota Cilegon. Padahal sebenarnya tidak terjadi apa-apa. Maka kita perlu diskusikan ini dalam forum dialog seperti sekarang,” tegasnya.
Erik juga menyinggung sejarah transformasi masyarakat Cilegon dari agraris ke industri sejak tahun 1970-an, yang ditandai dengan berdirinya PT Trikora (kini Krakatau Steel). Ia mempertanyakan apakah para pendahulu sudah menyiapkan hal tersebut demi kemajuan bangsa, dan apakah generasi saat ini hanya akan diam melihat perkembangan industri.
“Saya pikir, jika kita tidak terlibat dalam industri, kita sudah tidak bisa memacu lagi karena lahannya sudah habis dengan industri,” katanya.
Ia berharap, para narasumber dalam dialog ini bisa membuka jalan agar masyarakat Kota Cilegon dibukakan pintu selebar-lebarnya untuk bersinergi dan terlibat dalam pembangunan, terutama dalam mendukung program-program nasional dan kesejahteraan lingkungan sekitar industri.
“Saya tidak harus banyak bicara lagi. Nanti mungkin akan lebih menarik dengan dialog para narasumber. Tapi saya mohon doa dari seluruh masyarakat Kota Cilegon. Mudah-mudahan Cilegon ke depan bisa lebih kondusif, lebih bersinergi dari seluruh elemen masyarakat,” tutup Erik.
Ia juga mengingatkan bahwa Cilegon adalah kota santri, yang harus dihargai dengan apapun yang datang ke wilayah ini.