• Jelajahi

    Copyright © Matacyber.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan tampilan atas postingan

    Iklan

    Banjir Terjang Cikeusik, Sejumlah Jalan dan Jembatan Terputus

    Redaksi_Matacyber
    Sabtu, 24 Mei 2025, 13:36 WIB Last Updated 2025-05-24T06:36:01Z
    masukkan script iklan disini


    MATACYBER.COM | PANDEGLANG – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, kembali menyebabkan bencana banjir yang merendam sejumlah wilayah. 

    Kampung Blengbeng di Desa Cikeusik, Desa Curug Ciung, Desa Sumur Batu, hingga Kampung Lewi Gede dilaporkan terdampak. Jembatan darurat yang sebelumnya dibangun pun kembali tenggelam akibat luapan air, Sabtu (24/05/2025).


    Salah satu jembatan yang menjadi penghubung utama warga kini tidak dapat dilalui, menambah keprihatinan masyarakat. Kondisi ini mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk para aktivis yang menyuarakan desakan kepada pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan.

    Entis Sumantri, warga sekaligus aktivis sosial yang akrab disapa Tayo, menyampaikan bahwa bencana ini bukan sekadar masalah tahunan akibat curah hujan tinggi. Ia menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap mitigasi bencana.

    “Ini bukan hanya karena intensitas hujan, tapi juga minimnya kesiapan infrastruktur. Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Pemerintah Provinsi Banten, hingga pusat harus memberi perhatian serius terhadap hal ini,” ujar Tayo.

    Ia menyebutkan sejumlah akses vital yang kini terputus akibat banjir, seperti Jembatan Cipaas di Desa Cikadongdong, Jembatan Cikaer di Jalan Raya Cikeusik–Munjul, Jembatan Cikayang di Desa Cikeusik, serta Jembatan Blengbeng di Kecamatan Cikeusik.

    “Jalur ini bukan sekadar jalan, tapi jalur kehidupan masyarakat. Anak-anak sekolah tidak bisa melintas, bahkan sudah ada korban. Jika dibiarkan, dampaknya bisa semakin besar,” lanjutnya.

    Tayo menambahkan bahwa beberapa jembatan yang terputus itu sebelumnya dibangun secara swadaya oleh warga. Namun, solusi gotong royong tersebut tidak layak dijadikan jalan keluar permanen.

    “Pemerintah harus bertindak cepat dan nyata, bukan sekadar wacana. Jangan sampai ada korban lagi. Kami butuh solusi konkret, bukan hanya ‘omon-omon’,” tegasnya.

    Sani, siswa kelas VIII MTS 6 Cikeusik dan warga Kampung Blengbeng, turut menyampaikan kekhawatirannya.

    “Kami hanya bisa bertahan. Setiap hari harus menyeberang jembatan yang rawan ini untuk sekolah, apalagi saat musim hujan. Kami berharap jembatan bisa segera dibangun dengan layak,” tuturnya.

    Senada dengan itu, seorang petani berinisial A, usia 43 tahun, juga menyuarakan keresahannya. Ia mengaku takut melintas jembatan karena kondisi jalan yang sangat tidak memungkinkan.

    “Kami warga Desa Cikeusik hanya ingin tindakan nyata, bukan janji-janji. Ini soal keselamatan dan kelangsungan hidup kami,” ujarnya mengakhiri. (*/Red)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini